Pemanfaatan Energi Terbarukan untuk Menurunkan Emisi Karbon di Indonesia
Oleh | Suryanesia Team |
Pada | 29 Sep 2024 |

Krisis iklim yang terjadi di seluruh dunia merupakan sebuah fenomena yang membuat kondisi bumi terus menerus mengalami degradasi. Jika terus berlanjut, fenomena ini berpotensi mengancam kehidupan manusia. Emisi karbon sebagai salah satu pemicu utamanya perlu menjadi titik fokus perbaikan, mengingat meningkatnya emisi karbon di dunia dapat meningkatkan suhu permukaan bumi dan memperparah krisis iklim.
Bahkan, World Meteorological Organization (WMO) telah mengeluarkan prediksi terkait adanya lonjakan tinggi suhu permukaan bumi, sebesar lebih dari 1,5 derajat Celcius pada tahun 2022-2026. Estimasi waktu tersebut ternyata tiba beberapa tahun lebih cepat daripada proyeksi awal yang dibuat oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). Oleh karena itu, kontribusi dari berbagai sektor diperlukan untuk mencegah percepatan kenaikan suhu di permukaan bumi.
Salah satu yang paling berpengaruh adalah dengan mengubah suplai listrik untuk sektor komersial, dari energi fosil menjadi energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan. Dengan begitu, emisi karbon akan berkurang dan bumi menjadi tempat layak huni hingga generasi mendatang.
Emisi karbon Indonesia adalah yang terbesar kedua di dunia, kok bisa?
Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai negara penyumbang emisi karbon terbesar dari sektor alih fungsi lahan. Hal ini bahkan telah dilaporkan oleh ilmuwan Global Carbon Project, dimana selama periode 2013 hingga 2022, alih fungsi lahan di Indonesia menyumbang 930 juta ton CO2 per tahunnya. Jumlah tersebut ternyata telah berkontribusi sebesar 19,9% dari total karbon yang ada di dunia.
Global Carbon Project juga melaporkan jumlah emisi karbon Indonesia di tahun 2022 mengalami peningkatan hingga 18,3% dari tahun sebelumnya, dimana peningkatan tersebut merupakan yang terbesar apabila dibandingkan dengan negara lain.
Kira-kira apa pemicunya? Selain sektor alih fungsi lahan, peningkatan emisi karbon yang terjadi di Indonesia terjadi akibat deforestasi yang tinggi dan peningkatan penggunaan energi fosil, terutama batu bara di Indonesia yang menyumbang 41% dari total emisi karbon yang dihasilkan Indonesia.
Selain batu bara, minyak bumi juga menyumbang emisi karbon sebesar 32%, gas 21%, semen 4%, pencahayaan kilang-kilang dan lain sebagainya. Tak heran cuaca di Indonesia menjadi semakin panas dari hari ke hari. Oleh karena itu, diperlukan tindakan untuk menurunkan emisi karbon yang dihasilkan Indonesia. Dalam hal ini, energi terbarukan bisa jadi tonggak tercapainya Net Zero Emission di tahun 2050.
Faktor penyebab meningkatnya emisi karbon di Indonesia
Nah ada banyak faktor yang menyebabkan emisi karbon di Indonesia meningkat tiap tahunnya, seperti:
1. Pembakaran bahan bakar fosil
Tingkat pembakaran bahan bakar fosil di Indonesia semakin meningkat, khususnya batu bara, minyak bumi, dan gas. Dari aktivitas tersebut, secara global sudah tercatat kontribusi CO2 di atmosfer melonjak hingga 87%.
2. Adanya proses pembusukan
Proses pembusukan yang terjadi pada berbagai sampah organik juga turut berkontribusi menyumbangkan emisi karbon di atmosfer, mengingat pada prosesnya, terdapat pelepasan CO2 ke lingkungan.
3. Deforestasi dan penebangan hutan
Seperti uraian di atas, sektor alih fungsi lahan mempunyai kontribusi besar dalam menyumbangkan CO2 di atmosfer, mengingat Indonesia adalah salah satu negara dengan wilayah hutan terluas dan mempunyai peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan global. Jika Indonesia dan Brazil jadi penyumbang emisi terbesar, lalu bagaimana jadinya kehidupan generasi ke depan?
4. Produksi di sektor industri komersial
Emisi karbon mengalami peningkatan secara signifikan juga karena adanya proses industrialisasi yang masif. Di antaranya terkait produksi semen, pemakaian pupuk nitrogen, pembuangan limbah, dan masih banyak lagi aktivitas produksi yang secara nyata menumpuk CO2 di atmosfer.
Peran energi surya dalam menurunkan emisi karbon
Beralih dari energi fosil ke energi terbarukan adalah salah satu hal paling masuk akal yang dapat kamu lakukan sekarang, salah satunya dengan memanfaatkan energi surya melalui instalasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap secara masif di semua sektor. Hal ini juga disadari oleh Pemerintah Indonesia, terbukti dengan terbentuknya regulasi pemanfaatan PLTS atap, melalui Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 2 Tahun 2024.
Pemasangan PLTS atap akan menurunkan konsumsi listrik dari energi fosil. Selain itu, dengan memanfaatkan energi surya lewat PLTS atap, kamu juga dapat menghasilkan listrik yang lebih ramah lingkungan sehingga penurunan emisi karbon dapat tercapai.
Instalasi PLTS atap akan mengubah energi dari sinar matahari menjadi listrik melalui efek fotovoltaik, dimana prosesnya bebas dari pembakaran atau proses kimia lain yang berdampak buruk pada lingkungan.
Nah, dengan meningkatnya kesadaran dan pemahaman publik, khususnya sektor komersial, terkait manfaat energi terbarukan, diharapkan transisi energi, dari energi fosil menuju energi terbarukan, dapat berjalan semakin cepat.
Peluang dan tantangan dalam pemanfaatan energi surya sebagai sumber energi terbarukan
Berbicara peluang, Indonesia kaya akan sinar matahari sepanjang tahunnya. Bahkan, tiap harinya, hampir seluruh wilayah Indonesia menerima sinar matahari selama 6 jam. Desain dan pemeliharaan pemasangan PLTS atap juga tidak akan menjadi masalah, mengingat developer PLTS atap seperti Suryanesia dapat membantu.
Meskipun tantangan pemanfaatan energi surya tetap ada, seperti biaya awal dan berbagai infrastruktur yang dibutuhkan, Suryanesia telah memberikan solusi untuk hal tersebut. Dengan skema Solar-as-a-Service (SaaS), pelaku bisnis di sektor komersial sudah tidak perlu lagi memikirkan biaya investasi awal. Dengan layanan tersebut, kamu sudah bisa memanfaatkan energi surya tanpa ribet memikirkan bagaimana perawatannya, sehingga kamu bisa lebih fokus pada peningkatan produksi, sumber daya manusia, dan menciptakan inovasi yang berkontribusi untuk kepentingan orang banyak.
Kesimpulan
Degradasi lingkungan yang disebabkan oleh peningkatan jumlah emisi karbon di seluruh dunia adalah sebuah masalah yang serius dan membutuhkan solusi konkret. Meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan, seperti energi surya, merupakan langkah tepat dan cepat yang perlu dilakukan oleh semua sektor, khususnya sektor komersial.
Untuk mewujudkannya, kamu bisa melakukannya dengan mudah, terutama jika kamu bekerja sama dengan Suryanesia. Dengan layanan SaaS dari Suryanesia, kamu dapat memanfaatkan energi surya tanpa memerlukan biaya investasi awal. Suryanesia juga akan membantu kamu mendapatkan solusi tanpa ribet dan pemeliharaan instalasi PLTS atap terjadwal, hingga akhirnya bersama Suryanesia, kamu bisa go green di sektor komersial dan meningkatkan pendapatan secara berkelanjutan.
Hubungi kami sekarang juga, apabila kamu ingin mendapatkan penawaran menarik tanpa investasi awal, tanpa ribet, dan segera dapat menikmati keuntungannya.
Bagikan